Postingan

MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK SEBAGAI ALTERNATIF MENGATASI MASALAH PEMBELAJARAN

I. PENDAHULUAN Pada era sekarang ini masih ditemui guru dilingkungan sekolah yang dalam pelaksanaan proses pembelajaran masih konvensional. Untuk itulah guru hendaknya selalu mengembangkan pengetahuanya tentang teori-teori pembelajaran dan mengaplikasikannya dalam proses pembelajaran dalam upaya meningkatkan kualitas pengajaran agar mampu menggali potensi peserta didik supaya berkembang secara optimal. Salah satu teori pembelajaran yang bisa dimanfaatkan sebagai referensi proses pembelajaran adalah teori pembelajaran konstruktivistik. Untuk itulah maka perlu para pendidik mengerti dan memahami bagaimana pembelajaran yang bernuansa konstruktivistik dapat dihadirkan dalam proses pembelajaran II. PEMBAHASAN 1. Hakekat Pembelajaran Konstruktivistik Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit dan hasilnya diperluas melalui proses berpikirnya. Dalam teori konstruktivisme bahwa dalam prose

rindu dan pagi harimu

senyum pagi ceria sengat semangatnya.damai sejuk bekal tiap hari.kerinduan dalam tiap tangkup mungil yang tersembahkan.dirimu beserta cinta itu.kamu...kamu..dalam pelupuk persepsi mataku

MENGEMBANGKAN KEUNGGULAN LOKAL MELALUI MATA PELAJARAN PRAKARYA

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan di hampir semua aspek kehidupan manusia baik yang menyangkut politik, ekonomi maupun kehidupan sosial budaya. Perubahan tersebut juga telah membawa manusia ke dalam era persaingan global yang semakin ketat. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Luasnya wilayah Indonesia dan sangat bervariasinya kondisi daerah dan potensi-potensi yang dimiliki tiap daerah telah mendorong pemerintah untuk lebih memperhatikan potensi daerah dan kendalanya dalam pelaksanaan perencanaan. Standarisasi dan penyeragaman yang terpusat terkadang dirasakan menghambat pelaksanaan karena cenderung akan berakibat pada ketidaksesuaian antara rencana pusat dan kebutuhan daerah masing-masing. Tiap daerah di Indonesia ini mempunyai keunggulan lokal yang berbeda-beda, sedangkan pendidikan selama ini belum mampu mengembangkan keunggulan lokal masing-masing daerah t
Gambar
Sidang Paripurna DPR RI pada tanggal 26 Oktober 2016 telah menyepakati dan mengesahkan RUU APBN Tahun 2017 menjadi UU APBN Tahun 2017, dalam APBN 2017 ini belanja negara untuk dana desa sebesar Rp. 60,0 Triliun (sumber: http://kemenkeu.go.id/apbn2017 ). Sesuai Permendes 21 tahun 2015, prioritas pertama penggunaan dana desa yaitu untuk membangun infrastuktur antara lain jalan, irigasi, jembatan sederhana, dan talud. Bidang kesehatan dan pendidikan juga perlu diprioritaskan, diantaranya Posyandu dan PAUD (sumber: kominfo ). Dengan adanya dana desa ini diharapkan pembangunan akan lebih sesuai dengan kondisi kebutuhan masing-masing desa. Desa merencanakan,melaksanakan dan melaporkan. Dengan postur dana desa yang besar dari APBN ini tentunya desa harus mampu mengelola dan membelanjakan dana desa ini untuk kegiatan-kegiatan yang produktif dan tepat sasaran yang mendukung roda pengembangan kesejahteraan masyarakat desa. Perencanaan pembangunan dari musrenbang desa dengan melibatkan berbagai u

Inovasi Pembelajaran Milenial di Era Merdeka Belajar Berbasis Keunggulan lokal

Tantangan pendidikan di era milenial perlu disikapi dengan mengembangkan pembelajaran yang inovatif, aktif, dan kreatif. Demi mendukung hal tersebut, Kemdikbud mengeluarkan kebijakan merdeka belajar agar guru lebih leluasa berkreasi dan berinovasi dalam proses pembelajaran. Guru sangat berperan untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu. Pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang berfungsi untuk menyiapkan peserta didik mampu menghadapi tantangan perubahan dalam kehidupan lokal, nasional, dan global. Proses pendidikan hendaknya memfasilitasi peserta didik untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah sehingga dapat hidup selaras dengan kebutuhan di era milenial. Untuk itu guru dituntut untuk melakukan pembelajaran yang inovatif. Tujuan pembelajaran inovatif diharapkan menghasilkan peserta didik yang memiliki kemampuan berpikir kreatif, kritis, komunikatif, dan kolaboratif. Inovasi Pembelajaran. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, inovasi adalah penemuan hal-hal baru/pembaruan ya